Sabtu, 02 April 2016

Iman Kepada TAKDIR


Makna iman kepada TAKDIR

Taqdir adalah kehendak Allah ﷻ yang sesuai dengan apa yang telah Allah ﷻ tentukan (qodho’ ) sejak zaman azaliy.

Taqdir baik dan buruk adalah rukun keenam yang wajib kita imani

Nabi Muhammad ﷺ pernah didatangi oleh malaikat Jibril dan bertanya kepada beliau, diantara pertanyaan Jibril kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah : wahai Muhammad beritahu aku tentang iman ?
Maka Nabi Muhammad ﷺ menjawab : hendaknya kamu beriman kepada Allah ﷻ , beriman kepada malaikat-malaikatnya, beriman kepada kitab-kitabnya, beriman kepada rasul-rasulnya, beriman kepada hari akhir dan beriman kepada taqdir baik dan buruknya.
Maka Jibril berkata : kamu benar terhadap apa yang telah kamu beritahukan kepada-ku.

Yang dimaksud dengan beriman kepada ” taqdir baik dan buruknya ” adalah hendaknya kamu meyakini dan membenarkan bahwa Allah ﷻ telah mentaqdirkan baik dan buruknya makhluk sebelum menciptakan makhluk, dan sesungguhnya semua kejadian baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi itu semua sebab qodho’, sebab taqdir dan kehendak Allah ﷻ.

Taqdir adalah perkara yang ghaib yang berhubungan dengan iman bukan ilmu yang harus dibahas, taqdir ibarat lautan yang dalam maka janganlah anda menyelaminya, taqdir ibarat lorong yang sangat gelap maka janganlah kamu melewatinya.

Assalafuna- assholeh pernah menjawab pertanyaan seseorang yang mengenai qodho’ dan qodar, mereka menjawab : hendaknya kamu faham dan mengetahui bahwa apa yang mengena kepada kamu ( yang telah dicatat oleh Allah swt untuk kamu ) maka tidak akan meleset dari kamu, dan apa yang meleset dari kamu maka tidak akan mengena kamu.

Diriwayatkan dari Anas beliau berkata : aku berkhidmat melayani Rosulullah ﷺ selama 10 tahun, tidaklah Nabi Muhammad ﷺ mengutus aku didalam satu kebutuhan dan belum siap kecuali Nabi Muhammad ﷺ berkata : apa yang telah ditentukan Allah ﷻ pasti terjadi, dan apa yang telah ditaqdirkan Allah ﷻ juga pasti terjadi.

Didalam hadist Qudsi Allah ﷻ berfirman : Aku yang menciptakan kebaikan dan keburukan, maka beruntunglah bagi makhluk yang aku ciptakan untuk berbuat baik dan aku jalankan kebaikan atas kekuasaannya, dan celakalah bagi makhluk yang aku ciptakan untuk berbuat jelek dan aku jalankan kejelekan atas kekuasaannya,dan sungguh sangat-sangat celakah bagi orang yang berani berkata : kenapa dan bagaimana Allah ﷻ mentaqdirkan aku seperti ini ???

Sayyidina Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه pernah juga ditanya oleh seorang laki-laki tentang qodho’ dan qodar maka imam Ali tidak menghiraukannya, berpaling dari laki-laki tersebut, pertanyaan itu diajukan kepada Imam Ali sampai empat kali maka barulah imam Ali menanggapi pertanyaaan tersebut dan beliau bertanya ;

Sayyidina Ali : ketika Allah ﷻ menciptakan makhluknya apakah Allah ﷻ menciptakan kamu menurut kehendak kamu atau kehendak Allah ﷻ ?

Laki-laki penanya, menjawab: menurut kehendak Allah ﷻ

Sayyidina Ali bertanya kembali : Allah ﷻ menghidupkan kamu menurut kehendak kamu atau kehendaknya ?

Laki-laki penanya menjawab : menurut kehendak Allah ﷻ

Sayyidina Ali lanjut bertanya : Allah ﷻ mematikan kamu menurut kehendak kamu atau kehendaknya ?

Laki-laki penanya pun menjawab : menurut kehendak Allah ﷻ

Sayyidina Ali : Allah ﷻ membangkitkan kamu nanti dihari kiyamat menurut kehendak kamu atau kehendaknya?

Laki-laki penanya : menurut kehendak Allah swt.

Sayyidina Ali : Allah ﷻ akan menghisab kamu nanti dihari qiyamat menurut kehendak kamu atau kehendakNYA ???

Laki-laki penanya : menurut kehendak Allah ﷻ

Sayyidina Ali : kalau begitu, pergilah kamu sekarang, qodho’ dan qodar itu bukanlah urusan kamu sedikitpun.

Alhasil…

رفعت الأقلام وجفت الصحف..

Semua perbuatan makhluk dan apa yang terjadi bagi mereka dari manfaat dan mudhorrot itu sesuai dengan Ilmu Allah ﷻ , maka tidak bermanfaat sedikitpun kewaspadaan dari taqdir.

والله أعلم….

Di kutib dari kitab Al-jawahir Al-lu’luiyyah hal. 119-120 & Al-Majalisus-Saniyyah hal.10 )
     
       Sumber : Santri.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar